Teks Oleh : Mulyadi (Kordinator Ke-Asy'ariahan dan Kemandaran RADIKAL Unasman)
“Kalau
kamu ingin bahagia di dunia dan diakhirat jangan berhenti sekolah dan selalulah
belajar nak” ujar Prof. Dr. Sukaji Sarbi, Wakil Rektor I Universitas
Al-Asy’ariah Mandar (Unasman) menirukan perkataan KH. Muhammad Arif Liwa, saat
bersua RADIKAL di ruang kerjanya, sabtu (8/11).
Prof.
Dr. Sukaji Sarbi, merupakan akademisi yang banyak mendapat berkah dari
petuah-petuah KH. Muhammad Arif Lewa.
Dia merupakan pejuang kemerdekaan, tokoh pendidik, ulama kharismatik, sekaligus
sahabat dekat Prof. Dr. KH. Sahabuddin, yang banyak berjasa terhadap pendirian kampus Universitas
Al-Asy’ariah Mandar (Unasman).
Sosok
KH. Muhammad Arif Liwa dikenal sebagai tokoh pendidik. Kiprahnya dikenal sebagai tokoh yang banyak berjasa dalam
merintis STKIP DDI Polewali pada tahun 2004 yang kemudian berubah menjadi
Universitas Al-Asyariah Mandar. Saat itu ia bersama Prof. Dr. KH. Sahabuddin
mengabdikan dirinya dalam pengembangan pendidikan di Sulawesi Barat. Dirinya
pernah menjadi dosen, saat Unasman masih bernama STIKIP DDI Polewali.
“kalau anda tidak kenal KH. Muhammad Arif Liwa, berarti anda belum mengetahui
sejarah Unasman sesungguhnya, karena beliau adalah sahabat dari Prof. Dr. KH.
Sahabuddin, beliau adalah sosok yang arif dan bijaksana, dan mahasiswa Unasman
wajib mengenali rekam jejak beliau” tegas Muhammad Syaeba,SS, ketua jurusan
Ilmu Komunikasi FISIP Unasman, mengamini kiprah KH. Muhammad Arif Liwa di
kampus pertama dan terbesar di Sulawesi Barat ini.
Dalam
penelusuran RADIKAL, saat menelusuri rekam jejak KH. Muhammad Arif Liwa, didapati sumber yang menyebutkan bahwa sang ulama
kharismatik adalah pasukan pengibar bendera pertama di tanah mandar saat
Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya pada 17 agustus 1945.
“Almarhum
merupakan salah seorang pejuang kemerdekaan dan sebagai pimpinan upacara pada
kibar bendera merah putih pertama di Mandar
yakni tepatnya di Matakali, “ ujar Najda, anak pertama KH. Muhammad Arif Liwa,
yang saat ini menjadi kepala sekolah SDN 065 Polewali. Waktu itu dia diwawancarai RADIKAL di kediamannya di jalan
mesjid Jami No. 24 Polewali, kamis (6/11).
Dalam
sebuah catatan yang diserahkan kepada RADIKAL, bahwa pengakuan, penghargaan dan
penganugerahan gelar kehormatan Veteran perjuangan kemerdekaan Indonesia di
berikan kepada KH.Muhammad Arif Liwa tepat tanggal 30 Oktober 1981.
Tanda
kehormatan tersebut berupa Satya Lencana Karya Sastra Tingkat
III.No.3240/4/1983 tanggal 3 juli 1983 dari Presiden Republik Indonesia.
Kemudian penghargaan luar biasa Bupati Polewali Mandar atas pengabdian dan jasa
pembangunan dalam bidang agama Islam, tanggal 29 desember 2010. Dan masih
banyak lagi penghargaan lain sebagai bukti pengakuan negara terhadap perjuangan
KH. Muhammad Arif Liwa sebagai pejuang kemerdekaan yang banyak berjasa kepada
bangsa dan negara.
Selain
sebagai pejuang, KH. Muhammad Arif Liwa pun
di kenal sebagai salah seorang ulama besar yang kharismatik, murid dari
almaghfur-lah KH. Muhammad Shaleh yang akrab ditanah mandar dengan sebutan
“Anangguru saleh”, mursid Tarekat Qadiriah di Sulawesi Barat yang terkenal
dengan ribuan jamaahnya.
Sebagai
seorang ulama besar, seperti yang dituturkan Ibu Najda, bahwa pesan-pesan dari ayahnya masih dia pegang teguh sampai sekarang. Keikhlasan,
kejujuran, tawadu, ridha atas apa yang telah di takdirkan dan bersyukur adalah
sikap yang harus di miliki sebagai modal dasar untuk selalu menjaga hubungan
yang harmonis, baik kepada Allah, maupun kepada sesama manusia.
Pesan
sakral KH. Muhammad Arif Lewa kepada anak-anaknya tersebut, menjadi penanda
bahwa ibadah sesungguhnya dalam kehidupan ini adalah ketersambungan antara
ibadah ritual dengan hubungan sesama manusia. Sikap dan perilaku manusia
merupakan sesuatu yang penting dan dilandasi keikhlasan dan ketulusan.
Ditambahkan
Rusdi, salah satu murid KH. Muhammad Arif Liwa, salah satu pesan gurunya bahwa
apa saja yang di berikan Allah kepada hamba-Nya, sesungguhnya di balik semua
itu ada hikmah yang terkandung di baliknya, hanya manusia tidak mengetahuinya.
Oleh karena itu, orang yang faham tentang hal tersebut membuat hatinya
senantiasa tenang dan berbaik sangka kepada Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar