Kepala keluarga di gubuk itu bernama Dollah Dalle atau yang
lebih akrab di sapa ka’dolla. Usianya sudah mencapai 90 tahun. Ia lahir pada
tahun 1924 di Dusun 1 Taka turung, Desa Tapango Barat. Wajahnya tampak keriput, rambut beruban, serta mata dan telinga yang tak lagi
berfungsi dengan baik seperti kebanyakan orang.
Saat RADIKAL bertandang di kediamannya, tampak Ia kini
hanya mampu duduk dan berbaring ditempatnya. Dia mengaku menderita penyakit lumpuh dan
stroke selama kurang lebih delapan tahun. Dengan usianya yang uzur dan
keadaannya yang sekarang tak berdaya, di
hari-harinya ia hanya bisa merenungi
nasibnya dan berharap pemerintah dapat
berempati dan memberi bantuan kepadanya.
“Pernah waktu bulan puasa ada pihak pemerintah daerah yang
datang membawa sembako berupa beras, indomie, dan lain-lain, tetapi cuma satu
kali, setelah itu juga sempat dijanji bedah rumah tapi sampai saat ini juga
belum ada,” ujar Halima cucu dari Dollah
Dalle saat diwawancarai RADIKAL, Senin
(10/11). .
Hal senada yang diungkapkan Nabia, istri Dollah Dalle. “Kami
juga sempat dijanji pengadaan listrik gratis tapi sampai saat ini belum ada,”
tutur Nabia
Dari sejumlah keterangan warga di dusun 1 Takaturung, Dollah Dalle adalah seorang pejuang perintis
kemerdekaan Indonesia (veteran) yang tidak dilirik oleh pemerintah.
Perjuangannya terlupakan. Dia tidak pernah mendapatkan gaji atau tunjangan
laiknya seorang veteran. “ Dollah Dalle
atau Ka’dollah dimasa mudanya menjadi pejuang
melawan penjajah, pernah dijanji pemerintah untuk diberikan gaji veteran, tapi
saat ini beliau belum pernah mendapatkan gaji veteran,” ungkap guru Muhammad, salah
satu saudara Dollah Dalle
Tidak ada komentar:
Posting Komentar