Rabu, 07 Januari 2015
BEDAH BUKU "AGAMA NU UNTUK NKRI “
Teks Oleh : Nuradlia (Bendahara Umum RADIKAL Unasman)
Menikmati hembusan angin sembari menatapsenja, sore tadi di pelataran kampus tepatnya antara gedung Fisip dan Gedung Pertanian, dibawah payung-payung taman di kampus biru Unasman.
Menyaksikan para Kru Radikal Unasman dengan wajah yang berseri-seri dan alunan suara yang lunglai tapi tak berirama, berseru memperbincangkan tentang buku yang berjudul “AGAMA NU Untuk NKRI, yang penulisnya adalah seorang tokoh yaitu KH. Ahmad Baso, tokoh NU yang namanya cukup populer.
Berbicara tentang NU, salah seorang peserta diskusi memberi tanggapan bahwa islam yang dibawa oleh para ulama – ulama kedalam bangsa indonesia itu melalui pesantren. Mengapa demikian, sebab di pesantren itu mengajarkan tentang islam nusantara, kekuatan neo liberal, kekuatan individu, kekuatan arab, dan semangat kolektivitas. Bahkan eksistensi bangsa indonesia kini merupakan implementasi dari pesantren.
Agama NU mengajarkan tentang Ukhwuwah islamiah, Ukhwuwah wataniah, Dan Ukhwuwah insaniyah Sebagai penggerak masyarakat untuk menggelar revolusi kemerdekaan bangsa.
Selain itu, salah seorang sahabat senior juga menambahkan pelajaran baru bagi para Kru bahwa NU tidak mempermasalahkan asal-usul, tetapi NU ialah bagaimana kita diajarkan untuk menghargai perbedaan.
Meninjau kembali isi buku, permasalahan yang terjadi saat ini ialah minimnya pengetahuan masyarakat tentang cara menghargai pendapat, diakibatkan karena kehadiran para ulama di zaman sekarang ini satu persatu sudah mulai melemah.
Yang dulu dimana tradisi – tradisi adat seperti barzanji, dan lain sebagainya telah menjadi karakteristik kebudayaan di daerah mandar khususnya dan di beberapa daerah lainnya, kini sangat jarang yang melakoninya, bahkan ada pula daerah yang melarang masyarakatnya melakukan kegiatan barzanji dan musik-musik marawis tersebut.
Fakta ini sangat memprihatinkan. Semenjak masuknya faham –faham Neo-Liberalisme dari barat yang dulunya mengenai perampasan hak,tanah, dll, kini berwujud penjajahan politik Ekonomi. Dan inilah yang sangat berbahaya, seakan-akan ingin menghapus jejak-jejak para ulama.
Kata pandanisapa” merajalelanya pengetahuan merampas seluruh kehidupan”. Diberlakukannya UU perlindungan anak jika dikaitkan dengan konterks pendidikan malah membuat kenakalan si anak tersebut semakin merajalela, tidak ada pembentukan kerakter yang dialami para siswa. Alhasil, seolah sangat jarang para siswa metawe’ di hadapan gurunya. Malah yang paling parah, ada kejadian seorang anak memperkosa ibu kandungnya sendiri.
Ini sebagai bukti bahwa yang dialami bangsa indonesia saat ini telah dijejaki oleh masuknya paham-paham liberal.
Inilah mengapa para kru radikal semangatnya berkobar-kobar ketika berdiskusi tentang isi dari buku NU tersebut, agar mereka dapar melihat dan merasakan lansung betapa hebatnya orang-orang barat menciptakan suatu produk yang diperoleh dari bangsa kita lalu menjualnya kembali menjadi produk yang siap pakai.
tulisan ini masih sangat jauh dari kesempurnaan dan banyak terdapat kesalahan-kesalahan dalam kepenulisan dan berbagai kekurangan-kekurangan. olehnya itu, buat saudara-saudaraku mohon kritikan dan sarannya. Terimakasih,
Wallahul Muafieq iLa aqwamittharikh,
Wassalam,,,,,,,,,
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
hmmm maaf mhon kiraya menguraikan kenpa Judulnya "AGama NU"... tangapan dari yang tidak paham akan adanya pengakuan "AGama baru:
BalasHapusTrim's